Disusun Oleh
KELOMPOK 3 XI MIPA 7 SMA Xaverius 1 Palembang
Nama Anggota:
1. Bela Yulia Sari (03)
2. Jericho (17)
3. Laurencius Pieteurs (21)
4. Marcellin Suciadi.W (23)
5. Meiwa Berena
Youtube: https://youtu.be/Cma1RaTaoug
Kronologi Peristiwa G30S PKI
Gerakan
G30S PKI yang juga dikenal dengan nama Gerakan 30 September atau
singkatan lainnya berupa Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh) dan
Gestok (Gerakan Satu Oktober) merupakan salah satu peristiwa yang
terjadi ketika Indonesia sudah beberapa tahun merdeka. Sesuai dengan
namanya, peristiwa ini terjadi pada tanggal 30 September 1965 malam,
hingga esok harinya ada usaha percobaan kudeta yang kemudian dituduhkan
kepada anggota Partai Komunis Indonesia dimana terjadi pembunuhan
terhadap tujuh perwira tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang
lainnya.
Semaoen
merupakan tokoh pendiri dan ketua PKI pertama. Awalnya, ia adalah ketua
Sarekat Islam cabang Semarang. Dialah yang bersikeras merubah ISDV
menjadi PKI. Ketika itu umurnya 21 tahun. Semaoen
yang lahir di Mojokerto, Jawa Timur menghabiskan masa kecilnya di
Surabaya. Usia 13 tahun, ia masuk Sarekat Islam (SI) pimpinan
Tjokroaminoto. Partai
Komunis Indonesia (PKI) merupakan partai komunis yang terbesar di
seluruh dunia, di luar Tiongkok dan Uni Soviet. Sampai pada tahun 1965
anggotanya berjumlah sekitar 3,5 juta, ditambah 3 juta dari pergerakan
pemudanya. PKI
juga mengontrol pergerakan serikat buruh yang mempunyai 3,5 juta
anggota dan pergerakan petani Barisan Tani Indonesia yang mempunyai 9
juta anggota. Termasuk
pergerakan wanita (Gerwani), organisasi penulis dan artis dan
pergerakan sarjananya, PKI mempunyai lebih dari 20 juta anggota dan
pendukung. PKI
mulanya singkatan dari Perserikatan Komunist di India. Organisasi ini
mengubah nama menjadi Partai Komunis Indonesia saat Kongres II di
Jakarta, Juni 1924. Kongres
II PKI dilangsungkan di Gedung Alhambra. G30S PKI merupakan gerakan
yang tujuan utamanya untuk menurunkan (mengkudeta) presiden RI pertama,
Soekarno agar dapat menguasai Indonesia dan mengubah Indonesia menjadi
negara komunis. Sebelum
mulainya gerakan G30S PKI, awal mula kecurigaan masyarakatnya terjadi
pada bulan Juli 1959 ketika parlemen dibubarkan dan Sukarno menetapkan
konstitusi di bawah dekrit presiden dengan PKI berdiri di belakang,
memberikan dukungan penuh. Soekarno
memperkuat tangan angkatan bersenjata dengan mengangkat para jendral
militer ke posisi-posisi yang penting. Sukarno menjalankan sistem
'Demokrasi Terpimpin'. Hal
ini disambut baik oleh PKI. PKI menganggap bahwa dia mempunyai mandat
untuk persekutuan Konsepsi yaitu antara Nasionalis, Agama dan Komunis
yang dinamakan NASAKOM. Namun,
sangat disayangkan, pada masa demokrasi terpimpin ini sayangnya
kolaborasi pemimpin PKI dengan kaum-kaum borju yang ada di Indonesia
gagal menekan pergerakan independen dari buruh dan petani. Hal ini
membuat banyak masalah yang tidak terselesaikan di bidang politik dan
ekonomi. Kekacauan ini memicu adanya gerakan G30S PKI.
Peristiwa
G30S/PKI dimulai pada tanggal 1 Oktober dini hari, dimana kelompok
pasukan bergerak dari Lapangan Udara Halim Perdana kusuma menuju daerah
selatan Jakarta untuk menculik 7 jendral yang semuanya merupakan anggota
dari staf tentara. Ketujuh
target merupakan jenderal TNI. Ketujuhnya yakni Ahmad Yani, M.T.
Haryono, D.I. Panjaitan, Soeprapto, S. Parman, Sutoyo, dan target
utamanya adalah Jendral Abdul Harris Nasution. Tiga dari target ketujuh jenderal dibunuh di rumah mereka yaitu jenderal Ahmad Yani, M.T. Haryono, dan D.I. Panjaitan. Namun,
nahas bagi Pierre Tendean yang menjadi ajudan pribadi jenderal A.H
Nasution, dan anak perempuannya yang berusia lima tahun, Ade Irma
Suryani Nasution. Mereka tertembak oleh regu sergap dan tewas pada 6
Oktober. Mayat
seluruh yang ditembak oleh regu penculik dan para jenderal yang masih
hidup kemudian dibawa ke Lubang Buaya, mereka semua dibunuh serta
mayatnya dibuang di sumur dekat markas tersebut.
Pada
jam 7 pagi, RRI menyiarkan pesan yang berasal dari Untung Syamsuri,
komandan Cakrabiwa, regimen penjaga Presiden, bahwa gerakan 30 September
telah berhasil mengambil alih beberapa lokasi strategis di Jakarta
dengan bantuan anggota militer lainnya. Para
PKI ini bersikeras bahwa gerakan ini didukung oleh Central Intelligence
of America (CIA) yang bertujuan untuk menurunkan Soekarno dari
posisinya. Namun,
perhitungan PKI dalam peristiwa G30S/PKI ini salah. Mereka melewatkan
Soeharto yang mereka fikir tak memiliki kekuatana karena bukan tokoh
politik pada masa itu. Akhirnya,
pasukan Brawijaya masuk kembali ke area markas KOSTRAD serta kemudian
menyusul pasukan Diponegoro yang kembali ke Halim. Pemberontakan
G30S/PKI baru berakhir sekitar pukul 7 malam. Pasukan yang dipimpin
oleh Soeharto berhasil mengambil alih kontrol atas semua fasilitas yang
sebelumnya sempat direbut oleh Gerakan 30 September. Sekitar
pukul 9 malam, Soeharto bertemu dengan jenderal Abdul Harris Nasution
dan ia mengumumkan bahwa mulai sejak itu mengambil alih tentara yang
akan menghancurkan pasukan kontra-revolusioner dan menyelamatkan
Soekarno. Jasad
para jenderal yang terbunuh dalam peristiwa G30S PKI yang dibuang di
Lubang Buaya ditemukan pada tanggal 3 Oktober, dan baru dikuburkan
secara layak pada tanggal 5 Oktober.
Inilah daftar jenderal yang menjadi korban aksi kekejaman dan kebutralan dalam aksi G 30 S PKI :
1.
Letnan Jendral Anumerta Ahmad Yani (Meninggal Dunia di rumahnya,
Jakarta Pusat. Rumahnya sekarang menjadi Museum Sasmita Loka Ahmad Yani)
2. Mayor Jendral Mas Tirtodarmo Haryono
3. Mayor Jendral Raden Soeprapto
4. Brigadir Jendral Donald Isaac Panjaitan
5. Mayor Jendral Siswondo Parman
6. Brigadir Polisi Ketua Karel Satsuit Tubun (Meninggal dunia di rumahnya)
7. Brigadir Jendral Sutoyo Siswodiharjo
8. Kolonel Katamso Darmokusumo (Korban G30S/PKI di Yogyakarta)
9. Letnan Kolonel Sugiyono Mangunwiyoto (Korban G30S/PKI di Yogyakarta)
10. Ade Irma Suryani Nasution (Putri Abdul Haris Nasution, meninggal di kejadian ini)
11. Kapten Lettu Pierre Andreas Tendean (Meninggal di kediaman Jendral Abdul Haris Nasution)
2. Mayor Jendral Mas Tirtodarmo Haryono
3. Mayor Jendral Raden Soeprapto
4. Brigadir Jendral Donald Isaac Panjaitan
5. Mayor Jendral Siswondo Parman
6. Brigadir Polisi Ketua Karel Satsuit Tubun (Meninggal dunia di rumahnya)
7. Brigadir Jendral Sutoyo Siswodiharjo
8. Kolonel Katamso Darmokusumo (Korban G30S/PKI di Yogyakarta)
9. Letnan Kolonel Sugiyono Mangunwiyoto (Korban G30S/PKI di Yogyakarta)
10. Ade Irma Suryani Nasution (Putri Abdul Haris Nasution, meninggal di kejadian ini)
11. Kapten Lettu Pierre Andreas Tendean (Meninggal di kediaman Jendral Abdul Haris Nasution)
Sumber:
2) http://terungkapsudah. blogspot.co.id/2015/11/fakta- dan-sejarah-sebenarnya- peristiwa-g30s-pki.html
Pendapat Penyusun :
1. Bela Yulia Sari
Menurut pendapat saya peristiwa G30S PKI
adalah sebuah peristiwa bersejarah yang sangat tertanam di dalam
pikiran rakyat Indonesia. Banyak pembantaian atau pembunuhan yang tidak
manusiawi terhadap para jenderal,masyarakat,dan lain-lain dalam
peristiwa tersebut. Para jenderal tersebut meninggal demi mempertahankan
dan membela
ideologi Pancasila. Mereka bertarung dengan sekelompok orang yang tidak
bertanggung jawab dan ingin merubah ideologi Pancasila demi kepentingan
mereka sendiri. Kelompok tersebut menculik dan membunuh orang-orang
yang tidak ingin bergabung dengan kelompoknya sehingga mereka memilih
cara licik untuk melaksanakan tujuannya. Dari semua hal itu pelanggaran
HAM yang terjadi yaitu menghilangkan nyawa seseorang dengan cara sengaja
dan tidak manusiawi , seperti terdapat dalam pasal 28 I yaitu , Ayat (1) : hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani.
Ayat
(2) : setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat
diskriminatif atau dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan
terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.
Ayat (3) : identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban.
Ayat (4) : perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah.
Ayat
(5) : untuk menegakkan dan melindungi hak asai manusia sesuai dengan
prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia
dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.
mereka
membatasi hak hidup seseorang yang dimana manusia sendiri memiliki hak
untuk hidup yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa sejak dari
lahir. Maka dari kasus ini diharapkan tidak akan ada lagi peristiwa
seperti ini,dimana hak hidup seseorang tidak dihargai dan tidak dianggap
penting. Kita sebagai pelajar hal yang dapat dilakukan adalah
senantiasa berbuat baik kepada semua orang tanpa mengharapkan balasan
apapun. Bertemanlah dengan siapa saja tanpa membeda-bedakan. Belajarlah
untuk menjadi orang yang jujur dan selalu berada pada jalan kebenaran.
2. Meiwa Berena
Menurut
saya G30S PKI masih menjadi misteri sampai sekarang ini. Adanya oknum /
organisasi yang pada masa itu melanggar HAM manusia. Sampai sekarang
blm diketahui siapa dalang dari peristiwa mengerikan ini. Dimana jenderal-jenderal dibunuh
secara tidak wajar. Adanya masalah politik yang mengakibatkan sebagian
oknum ingin juga menguasai negara membuat persaingan semakin sengit.
Tapi saya rasa, pada kala itu HAM memang belum dijunjung tinggi oleh
sebagian orang hanya demi kepentingan mereka sendiri. Mereka akan
melakukan apapun yang dapat menyebabkan posisi atau rencana mereka
terbongkar. Dan juga pemerintahan masih tidak stabil pada masa itu,
rakyat pun semakin tersiksa dengan adanya tekanan dari pemerintah.
Sehingga, rakyat mulai memberontak ingin kebebasan. Tapi sekarang negara
kita bukanlah negara yang dulu. Demokrasi dijunjung tinggi dan HAM
sangat diutamakan demi kesejahteraan rakyat.
3. Jericho
Menurut
saya G30S PKI itu sangat kejam dan sangat mencemarkan ideologis
indonesia karena melakukan tindakan yang dapat merugikan negara dan
dapat membuat negara menjadi hancur atau rusak. G30S PKI melakukan
tindakan pembunuhan terhadap jenderal jenderal yang ada di indonesia.
Mereka sangat anarki karena mereka menyiksa orang yang tidak berdosa dan
membunuhnya. Mereka pun berhasil dikalahkan oleh para anggota
kepolisian dan kesatu satuan TNI.
4. Laurencius P.
Menurut saya G30S PKI
itu adalah perisiwa yang sangat keji. Pembunuhan dilakukan dimanapun
tanpa memperhatikan dampak baik dan buruknya. Mereka oknum yang
melakukan semuanya demi kepentingan mereka sendiri. Mereka mengambil
hak-hak semua orang itu dan menindas mereka dengan semena-mena. Mereka
telah banyak melakukan pelanggaran HAM. Serta semua itu adalah hal yang
tidak dapat dimaafkan dan seharusnya dalang dibalik semua kejadian ini
harus ditemukan.
5. Marcellin Suciadi Wijaya
Menurut
analisa saya , G30S/PKI merupakan peristiwa pengkhianatan terhadap
bangsa Indonesia terbesar yang pernah terjadi. Peristiwa ini telah
menewaskan banyak korban terutama tokoh-tokoh pejuang Indonesia. Dalam
hal ini , pelaku peristiwa G30S telah melewati batas dan melanggar HAM ,
mereka menculik dan membunuh para tokoh dan masyarakat secara keji .
Seperti bunyi pasal 28A "Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya."
Tetapi peristiwa G30S/PKI ini melakukan pelanggaran terhadap HAM yang pasalnya lebih mengarah ke pasal 28I yang berbunyi
Ayat (1) : hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani.
Ayat
(2) : setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat
diskriminatif atau dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan
terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.
Ayat (3) : identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban.
Ayat (4) : perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah.
Ayat
(5) : untuk menegakkan dan melindungi hak asai manusia sesuai dengan
prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia
dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.
Namun
bukan hanya melanggar HAM saja , G30S/PKI ini juga berusaha merubah
ideologi negara Indonesia yaitu Pancasila menjadi ideologi Komunis, maka
dari itu mereka berusaha membunuh orang-orang yang tidak mau mendukung
mereka secara kejam. Tetapi ada alasan lain juga yang melatarbelakangi
terjadinya G30S/PKI ini. Dari kejadian hingga sekarang masih belum
diketahui siapa "dalang" sebenarnya dari peristiwa G30S/PKI, menurut
saya PKI juga merupakan dalang namun mereka hanya digunakan sebagai alat
oleh oknum yang sebenarnya menyebabkan peristiwa G30S/PKI. Pesan yang
saya dapatkan dari kasus ini adalah dalam kehidupan ini kita harus
senantiasa membiasakan diri untuk berperilaku adil, sabar , dan bijak
dalam mengambil keputusan serta menaati dasar hukum yang tertera, bukan
malah main hukum sendiri. Saya juga berharap oknum sebenarnya dari
peristiwa G30S/PKI ini segera terkuak.