Disusun Oleh
Kelompok
6 XI IPS2 SMA Xaverius 1 Palembang
Nama Anggota:
1. Fernaldy.S
2. Oza K
3. Patrick.O
4. Maria.G.Virginia
5. Stephanie.A
KRONOLOGI
TERJADI BOM BALI 1
Pengeboman di sejumlah tempat di Bali--atau dikenal
dengan sebutan peristiwa Bom Bali I--berawal ketika Umar Patek memutuskan
tinggal di Sukoharjo, yaitu di rumah kontrakan Dulmatin.
Hal ini dilakukan Umar Patek agar memudahkan komunikasi
dengan Dulmatin, terkait rencana perlawanan mereka terhadap tentara Amerika
Serikat dan sekutunya. Rencana ini disepakati saat mereka mengikuti pelatihan
di Afganistan pada bulan September 2002.
Pada saat Umar berada di rumah Dulmatin itulah, Umar
ditemui oleh Imam Samudra dan mengajaknya untuk membunuh orang-orang asing yang
berada di Bali, menggunakan bom.
Itu diketahui saat Jaksa Penuntut Umum membacakan surat
dakwaan terhadap Umar Patek di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Senin 13
Februari 2012.
"Dalam pertemuan itu, Imam Samudra meminta terdakwa
untuk membuat racikan bahan-bahan peledak yang akan digunakan untuk membuat
bom, saat itu terdakwa menyanggupi permintaan Imam Samudra tersebut," kata
Jaksa Bambang Suharijadi.
Selanjutnya, Dulmatin menemui Umar untuk memintanya
segera ke Denpasar, Bali dan memberikan informasi bahwa Imam Samudra sudah
berada di Bali. Umar pun berangkat melalui terminal Tirtonadi Solo diantar
Dulmatin dengan menggunakan sepeda motor.
Sesampainya di terminal Ubung Denpasar Bali, Umar
dijemput oleh Imam Samudra dan Idris dengan menggunakan mobil Feroza. Lalu
mereka menuju rumah kontrakan yang telah disediakan Imam Samudra yang beralamat
di Jalan Pulau Menjangan, Denpasar.
Setelah berada di kontrakan tersebut, Umar bertemu
dengan Sarjiyo dan Sawad yang tengah meracik dan mencampur bahan peledak jenis
potasium klorat, sulfur dan bubuk alumunium. Umar dan kedua orang tersebut
kenal sejak sama-sama sekolah di Akademi Militer milik Mujahidin Afganistan di
Saddah, Pakistan pada tahun 1991 sampai 1993.
Imam Samudra lalu meminta Umar untuk membuat bahan
peledak bersama Sarjono alias Sawad. Proses pembuatan bubuk hitam itu dilakukan
selama tiga minggu.
Setelah itu, Ali Imron datang ke rumah itu bersama
dengan Dr. Azhari, Dulmatin, Muklas, Amrozi dan Abdul Ghoni. Mereka datang
menggunakan mobil L 300 berwarna putih dengan membawa empat set filing cabinet
sebagai wadah bom.
Setelah bahan peledak selesai dibuat oleh Umar, kemudian
bersama Dr. Azhari dan Sawad, Umar memasukkan bubuk hitam ke dalam empat filing
cabinet tersebut. Sementara itu, Dulmatin membuat rangkaian elektronik bom.
Kemudian, Umar dan Dr. Azhari merangkai detonating cord
dari satu filing cabinet ke filing cabinet lain. Selanjutnya filling cabinet
tersebut diletakkan di mobil L 300. Setelah itu, Dulmatin melanjutkan
pemasangan rangkaian elektronik bom di mobil L 300 antara filing cabinet satu
dan yang lain.
Umar dan Dr. Azhari juga membuat bom rompi dengan
menggunakan sepuluh potong pipa paralon yang diisi dengan bahan peledak. Selain
itu juga membuat bom kotak. Pada Kamis, tanggal 10 Oktober 2002 bom mobil
Mitsubishi L 300, bom rompi dan bom kotak selesai dibuat dan siap diledakkan.
Pada hari yang sama, sekitar pukul 16.00 WITA, Dulmatin
dan Dr. Azhari mengajari Ali Imron untuk menyalakan switch bom yang terpasang
di mobil, rompi dam kotak. Cara menyalakan switch inilah, yang diajarkan Ali
Imron kepada Jimi alias Arnasal Iqbal alias Isa yang telah dipersiapkan sebagai
eksekutor bom bunuh diri.
Sementara pada malam harinya, Ali Imron dan Idris
menguji kesiapan Jimi dalam hal mengendarai mobil. Setelah itu, Dulmatin dan
Dr. Azhari meninggalkan Denpasar. Sementara Umar dan Abdul Ghoni tetap di
Denpasar.
Kemudian, pada Jumat 11 Oktober 2002, sekitar pukul
08.00 WITA, Umar meninggalkan rumah itu menuju Surabaya dengan menggunakan bus.
Pada Sabtu pagi, 12 Oktober 2002 Ali Imron memasang tiga
switch bom di sebelah kiri jok sepeda motor Yamaha FIZR warna merah.
Masing-masing satu switch untuk mematikan mesin motor, satu switch untuk
mematikan lampu rem belakang dan satu switch untuk mematikan lampu belakang.
Hal ini dilakukan untuk mengelabui agar pengguna sepeda
motor tak terpantau petugas," kata Bambang.
Ali Imron kemudian menentukan lokasi sasaran peledakan
bom, yaitu di Konsulat Amerika Serikat di Renon, Sari Club dan Paddy's Pub di
Legian, Kuta, Bali. "Karena di tempat tersebut banyak berkumpul orang
asing," kata dia.
Pada 12 Oktober 2002, Ali Imron pada pukul 20.45 WITA,
dengan menggunakan sepeda motor Yamaha dengan membawa satu bom kotak yang
beratnya sekitar 6 kilogram dengan sistem remote handphone.
Bom tersebut, kemudian diletakkan di trotoar di samping
kanan kantor Konsulat Amerika Serikat. Ali Imron lalu pergi ke Sari Club dan
Paddy's Pub untuk melihat situasi serta arus lalu lintas. Setelah itu, Ali
Imron kembali ke rumah kontrakan tersebut.
Kemudian sekitar pukul 22.30 WITA, Ali Imron bersama
dengan Jimi menuju Legian dengan menggunakan mobil L 300. Sementara Idris
mengikuti dengan menggunakan motor Yamaha. Setibanya di lokasi, Ali Imron
menyuruh Iqbal untuk mengenakan bom rompi dan menyuruh jimi untuk menggabungkan
kabel-kabel dari detonator ke kotak switch bom mobil L 300.
Selanjutnya, ketika mendekati pertigaan Jalan Legian,
Iqbal dan Jimi telah siap untuk melakukan aksi bom. Pada saat itu, Ali Imron
turun dari mobil L 300 yang telah diparkir sekitar 50 meter dari pertigaan.
Selanjutnya, Jimi mengambil alih kemudi untuk melaksanakan tugasnya melakukan
bom bunuh diri di depan Sari Club. Sementara Iqbal melaksanakan tugasnya untuk
meledakkan bom rompi di Paddy's Pub.
Di lokasi tersebut, Idris menjemput Ali Imron dengan
sepeda motor Yamaha menuju jalan Imam Bonjol. Dari tempat inilah, Ali Imron
menggunakan handphone sebagai remote control dan menekan nomor handphone yang
terpasang pada bom yang telah diletakkan di depan Konsulat Amerika.
Sekitar satu menit kemudian, Ali Imron telah mendengar
suara ledakan dahsyat dari arah Kuta yang diyakini bahwa ledakan itu berasal
dari bom mobil L 300 yang telah diledakkan oleh Jimi.
Satu minggu setelah peledakan bom itu, Umar hadir dalam
pertemuan dengan Dulmatin di Surakarta. Pertemuan tersebut dipimpin Muklas, dan
dihadiri oleh Amrozi, Imam Samudra, Dulmatin, Ali Imron, Sawad, Abdul Ghoni,
dan Idris. Pertemuan tersebut membahas keberhasilan pengeboman di Bali.
Sementara pengeboman di tiga tempat tersebut
mengakibatkan 192 orang meninggal. Sebanyak 187 orang telah teridentifikasi, 5
jenazah belum teridentifikasi dan 197 potongan tubuh belum teridentifikasi.
Ledakan juga mengakibatkan 422 unit fasilitas publik rusak, di antaranya
jaringan telepon, listrik dan saluran PDAM.
SUMBER
:
http://www.viva.co.id/berita/nasional/287896-jpu-jabarkan-kronologi-peristiwa-bom-bali-i
https://id.wikipedia.org/wiki/Bom_Bali_2002
`Pendapat
masing-masing anggota
1.
Fernaldy
Menurut saya itu sama sekali tidak patut dicontoh karena
setelah peristiwa bom bali itu, wisatawan dari dalam negeri dan luar negri
jumlahnya menurun, apalagi pelakunya adalah orang indonesia itu sendiri, itu
sama saja merugikan negara sendiri dengan sengaja. Selain itu keamanan dari
aparat keamanan di indonesia juga harusnya lebih ditingkatkan.
2.
Stephanie.A
Menurut saya peristiwa bom bali tersebut melanggar Hak
Asasi Manusia (HAM) karena manusia itu berhak hidup dan peristiwa bom bali
tersebut banyak menelan korban jiwa yang banyak . Hak Asasi Manusia itu
diganggu dengan adanya peristiwa tersebut yang tercantum pada pasal 28 .Dan
dapat merusak generasi muda Indonesia serta dapat menganggu orang yang
berkunjung ke Bali.
3.
Patrick.O
Menurut saya,Peristiwa peledakan bom oleh kelompok
teroris di Legian Kuta Bali 12 November 2002, yang memakan korban meninggal
dunia 202 orang dan ratusan yang luka-luka, semakin menambah kepedihan kita.
Apalagi yang menjadi korban tidak hanya WNI, bahkan kebanyakan dari turis
mancanegara yang datang sebagai tamu di negara kita yang mestinya harus
dihormati dan dijamin keamanannya.
4.
M.G.Virgin
Menurut saya ,mereka adalah orang yang keliru .Mereka
telah disesatkan oleh kaum teroris yang punya tujuan sendiri dg mengatasnamakan
Allah dengan memakai kata jahat, pintu masuk Surga. Mereka telah dikorbankan.
Seharusnya mereka sadar, tindakan mereka itu membuat ratusan orang tak bersalah
menjadi menderita, kehilangan sumber nafkah (suami yang meninggal), kehilangan
orang yang dikasihi. Mereka mendahului Tuhan, dg mencabut nyawa orang lain.
Mereka pantas dihukum mati tidak ada jalan lain.
5. Oza Kevin
Menurut saya, Hanya sekumpulan orang yang
mengatasnamakan agama dan melakukan suatu tindakan yang saya rasa bertentangan
dengan agama. Mereka tidak pernah belajar bagaimana menjadi orang beragama.
teroris yang mengatasnamakan agama yang suci.